PJPMKFKI IX (Surabaya – Malang, 1-7 Agustus 2006)

Regio 4 terdiri dari Universitas Brawijaya (Malang), Universitas Airlangga (Surabaya), Universitas Hang Tuah (Surabaya), Universitas Wijaya Kusuma (Surabaya), dan Universitas Udayana (Bali). Sebelum PJP Nas Jakarta – Bandung, Universitas Hassanudin masuk dalam regio IV, namun sekarang sudah masuk regio lain.

Pada tahun 2002 Regio IV mendapat kehormatan menyelenggarakan PJPMKFKI Nas IX. Namun karena banyaknya hambatan, PJP Nas IX baru bisa diadakan 1-7 Agustus 2004 di Surabaya dan Malang. Perjalanan untuk mempersiapkan PJP Nas dimulai dengan kedatangan  Sekjen PJP  pada tahun 1999 bernama Darmawan dari UGM Jogja  ke Surabaya. Padahal dia tidak kenal satupun anak Unair. Disini dia diterima oleh angkatan 97 diantaranya Vita, Leo, Agung, Rosa. Mereka yang dari Unair ini diundang untuk menghidupkan PJP di Surabaya dan hal ini ditanggapi oleh Vita '97. Kemudian Vita menggerakkan anak-anak 98 untuk kegiatan PJP. Mereka menghubungi Malang, dan mengadakan pertemuan di Universitas Brawijaya. Dari pertemuan ini menghasilkan ketua PJP regio IV yang pertama ( koordinator ) , yaitu leo 97, dan sekretarisnya Sinta (Unair). Anak-anak Brawijaya yang ikut terlibat adalah angkatan 97,98,99. mereka juga merencanakan untuk membuat website PJP regio IV.

    Setelah pertemuan ini mereka mengadakan kegiatan besar yang pertama yaitu bakti sosial (baksos) bersama. Baksos ini diadakan pada tahun 2000 di Malang Selatan, dengan ketua panitia Pricilla 98 Unair. Baksos ini diikuti oleh Unair, Brawijaya, UHT, dan UWK, bahkan ada tiga orang dari UHT, dan dua dari UWK yang terlibat dalam panitia. Mereka bekerja bersama mencari dana lewat  ice cream party, donatur, dan dari kas. Seusai baksos itu, PJP regio IV berjalan terus dan Brawijaya lah yang malah tumbuh subur.

    Pada tahun 2001 diadakan PJP Nas VIII di Medan. dari regio IV yang berangkat adalah Julia, Merry, Leo, Herry ( unair ), dan Nico ( undip ) dari regio III. Pada PJP Nas tersebut sekjen berpindah pada Julia ( unair ), namun serah terima belum bisa dilaksanakan karena Darmawan tidak hadir. Disana, anak-anak unair yang hadir tesebut mendapat tugas untuk mengadakan menghidupkan regio IV, regio Jakarta-Bandung, Bali, dan sekaligus mengadakan PJP Nas ke IX di Surabaya. Dapat dibayangkan betapa berat tugas itu, ditambah mereka yang relatif baru dengan personil yang sedikit. Akhirnya mereka membentuk tim sekjen yang terdiri dari Merry dan Herry. Mereka akan bekerja mewujudkan PJP Nas VIII di Surabaya, buletin, dan website PJP Nas.

    Tidak lama kemudian mereka pergi ke regio III untuk serah terima jabatan sekaligus belajar dari mereka, karena mereka melihat regio III begitu kompak dan hidup. Dari sana mereka belajar bahwa yang membuat regio mereka hidup adalah kekompakan angkatan tua dan adik-adik kelasnya, sehingga tidak ada gap dalam komunikasi antar angkatan. Dan kekompakan ini terjadi dalam hal organisasi dan akademis. Mereka sama-sama senang dalam organisasi, dan mau saling membantu dalam akademis. Kesimpulannya kekompakan antar angkatan sangat penting untuk menghidupkan organisasi.

Selanjutnya mereka ke Brawijaya, dan disana ternayta PJP masih hidup yang banyak terlibat adalah angkatan 99 dan 2000. Lalu mereka bersama-sama sempat mengadakan beberapa acara yaitu : 1. Sex Education ( pembicara dr. Kusuma ), di Universitas Katolik Darma Cendika. 2. PJP what's next ( dr. yudhayana ), acara ini dikemas dalam bentuk diskusi. Pada acara2 ini mereka "menemukan" anak2 angkatan 2001 yaitu Edo, Lato dan Nano. Dalam usaha mengadakan PJP Nas ini mereka mengalami banyak tantangan, mulai dari mempertahankan kekompakan dan semangat sampai tugas-tugas yang banyak, yaitu menghidupkan regio lain ( Jakarta- Bandung ), Bali, dan Makasar. Namun mereka akhirnya berhasil mendapat contact person untuk Makasar, dan PJP di Makasar tetap hidup, dan contact person lengkap untuk universitas-universitas di Jakarta- Bandung, Walaupun mereka tidak berhasil mengidupkan PJP di Bali. Kemudian karena para tim sekjen sudah sibuk dengan co-ass, mereka menyerahkan tanggung jawab PJP Nas ini pada Tommy, 99. Dan setelah beberapa saat, Tommy juga sibuk dengan co-ass, lalu Tommy dan Lato mencari anak angkatan 2001 dan 2002 untuk bekerja. Sebelumnya tim sekjen juga sempat menghubungi dr. Bram untuk minta penjelasan segala hal tentang PJP, karena beliau adalah panitia inti PJP Nas ke IV di Surabaya. Juga mereka sempat bertemu seorang dokter di Jakarta yang ikut sebagai pelopor terbentuknya gerakan PJP. Akhirnya dengan susah payah selama kurang lebih tiga tahun, Unair dan Brawijaya berhasil mengadakan PJP Nas yang ke IX di Surabaya dan Malang.

Setelah melalui perjalanan yang panjang akhirnya PJP IX berlangsung pada tanggal 1-7 Agustus 2004. Kegiatan PJP tersebut belangsung dengan baik dan sukses, kegiatan PJP dimulai dengan Misa Pembukaan dan pada hari itu juga diadakan Small group discussion, diskusi panel dengan topik (Harapan gereja terhadap) Mentalitas Dokter Katolik, lecture session “Review of Sanitation and Hygiene in Village Society” dan “Modifikasi perilaku kesehatan masyarakat”. Malam harinya, panitia menyuguhkan film Lorenzo’s Oil yang bercerita tentang perjuangan seorang ayah untuk menmukan obat bagi penyakit anaknya.

Kalau pada hari pertama setiap peserta masih berkelompok dengan teman se-universitasnya saja,maka pada hari kedua setiap peserta sudah berusaha membaur untuk dengan mahasiswa dari universitas lain. Selain seminar yang mengambil topik “Penyakit-penyakit Endemik Umum, Pemberantasan, dan Prevensinya” maka kegiatan hari ini juga diisidengan mini workshop tentang Pastoral Care di rumah sakit Katolik tertua di Indonesia yaitu Vincentius A. Paulo (RKZ). Di sini peserta diajari untuk memahami pasien dan memiliki kemampuan dalam pendekatan interpersonal dengan dokter-pasien. Nah, pada malam harinya peserta diajak untuk melihat pusat lokalisasi yang konon terbesar di Asia Tenggara yaitu Dolly. Tapi jangan ngeres dulu yah... peserta hanya diajak berkeliling dan hanya melihat dari dalam mobil. Panitia memilih tempat yang ekstrem seperti ini sebagai bagian dari pembinaan mentalitas dokter Katolik sehingga semua peserta dapat mengerti bahwa ada sisi – sisi lain dari hidup kita yang perlu kita sadari dan ketahui.

Esok harinya , semua peserta berangkat ke Malang dan semua peserta “diungsikan” pada rumah-rumah penduduk Desa Purworejo Kecamatan Donomulyo. Kegiatan di tempat lebih bernuansa keakraban sehingga wajar saja semua peserta sangat menikmati setiap sesi kegiatannya. Dimulai dengan games dan yel-yel yang mengocok perut,  parodi yang seru abis, bakti sosial yang berkesan, sampai pengalaman tinggal di rumah penduduk yang uenak pol.
Mungkin bagi peserta yang ikut ambil bagian dalam PJP IX pasti akan terkenang dengan kekompakan dan kekakraban yang terjalin pada saat itu. Semua orang saling tertawa, bercanda tanpa menyadari bahwa mereka berasal dari universitas yang berbeda.

Seperti kebiasaan PJP-PJP sebelumnya, maka forkom diadakan pada tanggal 6 Agustus 2004 dan akhirnya memilih Universitas Tarumanegara (Untar) Jakarta sebagai tuan rumah PJP X dan Brigitta juga dari Untar terpilih sebagai sekjen berikutnya.

0 komentar:

Posting Komentar